Thursday, May 5, 2011

kayu gaharu

kayu gaharu
gaharu wood
kayu gaharu banyak terdapat di sumatera, dan beberapa daerah di indonesia, kayu gaharu hampir menyerupai beringin, ketika kami berencana untuk membudidayakan gaharu di daerah kami, saya mencoba bertanya mengenai kayu gaharu kepada petani yang sering pergi ke hutan, menurut nya kayu gaharu masih banyak di temukan di daerah kami, hanya saja kayu gaharu tersebut jarang sekali memiliki gubal gaharu, meskipun kayu gaharu sudah berdiameter lebih dari 1 meter belum tentu ada gubal gaharunya, setelah mandenagar penjelasan mengenai kayu gaharu secara ditil saya mencoba pergi ke hutan, saya berharap dapat menemukan kayu gaharu sehingga dapat mengambil buah gaharu, karna saya berminat untuk menanam gaharu, di sini gaharu di sebut kayu karas, namun petani tau kalau kayu karas ini adalah kayu penghasil gubal gaharu,
ketika saya berjalan menelusuri hutan saya melihat banyak sekali kayu yang mirip dengan ciri-ciri kayu gaharu, sehingga saya berjalan berhari-hari karna kebingungan melihat banyak nya kayu yang mirip dengan kayu gaharu, sementara saya hany melihat ciri-ciri gaharu dari gambar yang saya lihat di internet, gambar daun gaharu, dan gambar buah garu yang saya simpan di handphone, tidak begitu memberikan ciri yang pasti jika di hadapkan dengan tumbuhan yang ada di hutan, ketika saya melihat sebuah pohon rindang yang berbuah lebat dari batang hingga ke ranting nya, saya mengira itu adalah kayi gaharu, lalu saya dekati kayu tersebut, sambil mencari jalan di semak semak, ketika saya sudah berada di dekat pohon yang saya kira adalah kayu gaharu, saya keluarkan hanphone, saya lihat lagi gambar gaharu yang saya simpan, ternyata buah kayu tersebut berbeda dangan yang ada,
akhirnya saya pulang tanpa menemukan kayu gaharu, namun ada kayi yang rindang yang sudah saya lihat, tetapi belum sempat saya dekati, ketika teman saya pulang dari jakarta, kebetulan dia pernah mampir di pembibitan gaharu, sehingga dia sudah mulai paham dengan bebtuk kayu gaharu,
ketika teman saya datang ke tampat say saya mengjak dia pergi ke hutan, untuk melihat kayu yang rindang yang pernah saya lihat, kami pergi pukul 5 sore, dalam perjalanan saya tidak ingat betul di mana kayu tersebut, sehingga kami berjalan sudah cukup jauh, setela aya yakin bahwa kami sudah terlewat, akhirnya kami putuskan untuk pulang, sambil berjalan pulang saya coba mengingat di mana saya perna berhenti melihat pohon tersebut, hari mulai gelap kami berjalan sedikit buru-buru, ketika di pertegahan jalan saya lihat kayu yang saya maksud, kamipun berhenti, dan segera melihat kayu tersebut, setelah di dekati ternyat kayu tersebut bukanlah kayu gaharu, akhirnya kami meneruskan perjalanan pulang, setelah berjalan beberapa jauh hari semakin gelap, temanku menyruh berhenti, dia melihat sebuah pohon yang di kira kayu karas, tapi sayang nya hari sudah gelap, kami tidak dapat melihat daun kayu tersebut dengan jelas, sehingga kami putusakn saja pulang.

No comments:

Post a Comment